Nah, kalo bicara masalah tampilan di home screen, ini ga ada bedanya dengan HyperOS 2 atau HyperOS 2.2 terutama di bagian icon bawaan yang masih jadul atau ga pakai icon terbaru HyperOS 3 seperti yang ada di Xiaomi dan Redmi Series.
Baca Juga : ColorOS 16 vs HyperOS 3. Mana yang Lebih Baik?
 |
| Redmi Pad 2 Pro Didukung Quad Speaker Dolby Atmos! |
Yang ga kalah menarik, Hyper Islandnya juga uda ada dan ini uda bisa dipastikan untuk region Indonesia nanti bakal ada fitur ini juga.
Untuk versinya sendiri ada di V3.0.5 Global dan pastinya uda Android 16 dengan security patch di 1 November.
Nah, kalo bicara masalah fitur-fitur lain, menurut Utan ini masih mirip-mirip dengan HyperOS versi sebelumnya sih. Ga ada perubahan yang signifikan karena harus diingat lagi, kalo dari tahun ke tahun mau itu zaman MIUI sampai HyperOS, selalu aja ada fitur yang hilang setelah OSnya masuk region Global, beda dengan region Cina yang punya fitur yang lebih lengkap.
Fitur-fitur yang tersedia ada interkonektivitas dan fitur-fitur AI seperti Gemini dan HyperAI juga tetap tersedia dan beberapa fitur dan settingan yang ada masih ikut versi yang lama seperti launcher, refresh rate, mesin gambar Ai dan lainnya.
Sayangnya AODnya masih tetap dilimit di 10 detik dan pilihan AODnya masih tetap sama dan ga ada opsi buat download AOD lainnya di theme store.
Hasil benchmark tes pakai Antutu 11 uda bisa dapat skor di 1.8 jutaan dan ini uda tinggi banget untuk POCO X7 Pro tapi tetap aja, ini cuma hasil dari pengujian sintetis yang ga bisa kita jadikan patokan 100%.
Setelah pakai HyperOS 3 Global ini sekitar 4 - 5 hari, Utan belum temukan bug yang parah yang ga bisa diatasi. Bug yang sebelumnya ada di HyperOS 2.2 seperti warna layar yang kadang berubah sendiri setelah buka lock screen dan Dolby Atmos dan suara imersif yang tiba-tiba mati uda ga Utan temukan lagi di versi ini tapi kalo masalah kualitas speaker, masih bagusan HyperOS 2.2.
Sejauh ini, bug yang Utan dapat ada di galerinya. Jadi foto dan video yang diterima di WA (Whatsapp) itu ga bakal otomatis muncul di galeri sekalipun kita uda aktifkan visibilitas media di WAnya. Kadang POCO Launchernya juga suka lag atau delay. Jadi nanti wajib banget sih buat update manual galeri, POCO Launcher dan beberapa aplikasi sistem lainnya.
Kalo bicara penggunaan baik itu daily use yang ringan-ringan sampai aktivitas yang butuh high performance seperti edit video dan main game, menurut Utan uda ga ada kendala sama sekali.
Baca Juga : Ini Dia Bocoran Spesifikasi POCO X8 Series
Baterainya juga jauh lebih irit untuk penggunaan harian seperti chat, sosmed, nonton atau sekadar scroll-scroll tanpa game. Dari 92% ke 5% itu masih bisa dapat SOT (Screen On Time) 8 jam lebih dan ini kondisinya belum disetting-setting dan belum extreme debloat. Kalo pengunaannya di-mix dengan main game, mungkin masih bisalah tembus di 5 - 6 jam tergantung berapa lama main.
Yang terakhir yang perlu digaris bawahi cuma masalah suhu sih yang masih tetap tinggi seperti HyperOS versi sebelumnya terutama untuk penggunaan berat, apalagi kalo suhu di sekitar juga panas. Tapi ini masih tergolong wajar karena chipset ngebut memang ga ada yang adem banget. Selain itu uda oke dan uda smooth banget untuk updatetan pertama HyperOS 3 Global di POCO X7 Pro, sekalipun tetap ada fitur yang hilang atau ga sesuai dengan fitur-fitur yang ada untuk region Cina.
Baca Juga : Ini Dia Fitur-fitur Baru yang Bakal Hadir di POCO X8 Pro
Nah, biar ga tambah penasaran, detail lengkap HyperOS 3 Global di POCO X7 Pro bisa kalian cek di bawah ini.
 |
| POCO M7, Storage 256GB UFS 2.2 dengan Expansi Storage Up to 2TB! |
.png)
.png)
.png)